Misteri di balik senyum
enigmatik Mona Lisa, lukisan karya maestro Leonardo da Vinci, menjadi
lebih rumit. Belum lagi terkuak simbol-simbol yang diduga tersembunyi di
dalamnya, kini muncul kembarannya: Mona Lisa dalam versi yang lebih
muda dan ceria.
Lukisan yang diyakini juga dilukis Da Vinci, satu dekade lebih awal, dipresentasikan Kamis 27 September di Jenewa, Swiss.
Disebut
sebagai Isleworth Mona Lisa, karya seni ini menjadi fokus 35 tahun
penelitian, yang terangkum dalam buku setebal 320 halaman yang
dipublikasikan oleh Mona Lisa Foundation, sebuah organisasi nirlaba yang
berbasis di Zurich, Swiss.
Dilengkapi catatan sejarah, arsi,
data ilmiah dan eksperimen, buku tersebut bertujuan untuk mendukung
teori bahwa lukisan itu adalah lukisan asli Lisa Gherardini del
Giocondo, model lukisan Mona Lisa. Sementara masterpiece yang tergantung
di dinding Museum Louvre, Prancis, yang dilindungi kaca anti peluru
adalah versi selanjutnya, yang dirampungkan di Roma sekitar tahun 1516.
"Bukti
sejarah menunjukkan, Leonardo da Vinci meninggalkan potret Mona Lisa
yang belum selesai, yang diapit dua kolom sisi," demikian pernyataan
Mona Lisa Foundation.
Sedikit lebih besar dari versi yang
tergantung di Louvre, Isleworth Mona Lisa menunjukan latar belakang yang
belum selesai dibingkai oleh dua kolom. Dengan tone yang lebih gelap,
menggambarkan seorang wanita muda yang senyumnya "kurang" misterius.
Meskipun
telah dianggap sebagai temuan baru, Isleworth Mona Lisa tidak diketahui
luas oleh para sejarawan seni. Keasliannya telah menjadi subyek
perdebatan sejak lukisan kanvas itu ditemukan pada tahun 1913 oleh
kolektor seni Inggris, Hugh Blaker. Dia membelinya dari seorang?
keluarga bangsawan yang telah memilikinya selama 150 tahun? dan
membawanya ke studionya di Isleworth, London. Itulah mengapa Mona Lisa
versi ini menyandang nama Isleworth.
Seperti dikutip Discovery,
pada tahun 1915, ayah tirinya, John R. Eyre, seorang sejarawan seni,
menerbitkan sebuah buku yang menyatakan bahwa Leonardo melukis dua versi
Mona Lisa dan mengklaim bahwa setidaknya payudara, wajah, dan tangan
Isleworth benar dilukis oleh Da Vinci. Yang pada dasarnya adalah prekuel
dari potret terkenalnya.
Kisah lukisan itu berlanjut ke jutawan
AS sekaligus kolektor seni, Henry F. Pulitzer yang membelinya tahun
1962, dan menyimpannya di lemari besi di Swiss selama 40 tahun.
Menurut ahli yayasan itu, ada empat peristiwa sejarah yang mendukung teori bahwa ada dua Mona Lisa yang dihasilkan Da Vinci.
Apakah Mona Lisa Isleworth asli karya Da Vinci?
Ahli
Da Vinci, Carlo Pedretti dari Armand Hammer Center for Leonardo
Studie, University of California menduga, ada beberapa tangan yang
terlibat dalam pengerjaan lukisan kanvas itu.
"Coba bandingkan
kualitas dan intensitas wajah dengan pepohonan di latar belakang.
Pohon-pohon mengungkapkan teknik yang berbeda dan juga perspektif.
Kemungkinan besar, mereka dilukis oleh orang lain," kata Alessandro
Vezzosi, direktur Museo Ideale di Tuscan, kota kelahiran Da Vinci.
Dalam 12 tahun belakangan, lukisan itu menjalani segala macam tes dari sinar gamma, inframerah, hingga forensik.
Namun, matematikalah yang memandu para ahli menemukan apa yang disebut sebagai "teknik tersembunyi Leonardo".
Garis
horizontal sederhana yang ditarik di kedua lukisan Mona Lisa
menunjukkan kesamaan proporsional yang tepat meskipun, keduanya tidak
sama ukurannya.
"Mata, hidung, jarak antara mulut dan dagu,
persis di lokasi yang sama. Hanya seminam yang sama bisa tahu bagaimana
melakukan hal itu tanpa bantuan teknologi modern," kata sejarawan seni,
Stanley Feldman, penulis utama dari buku setebal 320 halaman itu.
Klaim
tersebut menjadi kontroversi sengit di dunia seni. Profesor Oxford,
Martin Kemp bersikukuh, tak ada alasan untuk berpikir bahwa ada versi
awal Monalisa.
"Isleworth Mona Lisa melewatkan rincian halus
dari lukisan yang asli, seperti kerudung, rambut, layer pakaiannya,
struktur tangan. Lanskapnya pun tidak halus," kata dia.
Kemp
juga menekankan bahwa Isleworth Mona Lisa dilukis di atas kanvas.
Padahal mayoritas karya Leonardo, termasuk Mona Lisa yang ada di di
Louvre, dilukis di kayu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar