Minggu, 26 Oktober 2014

Kupanggil Dia Awan Part 2

Aku datang menghampiri kelasnya dan bertanya, "Ada yang tahu kemana anak baru itu pergi ? "
Seorang anak menjawab "Dia lagi ke perpustakaan kak ! ", tanpa ba bi bu aku langsung pergi ke perpustakaan.

" Halo awan ku ! "

Seorang penjaga perpus menyapaku curiga "tumben lo gas ke perpustakaan, ada angin apa ?? atau dunia ini emang udah semakin tua ya". "Sialan, dalam hatiku bergumam". oke benar saja kulihat anak baru itu bertiga dengan temannya terlihat serius membaca buku dimeja yang disiapkan oleh pihak perpus.
Disana aku pura-pura mengambil buku dan membawa sebuah buku entah karangan siapa dan entah membahas tentang apa haha namanya juga modus, pada intinya aku hanya ingin berkenalan dengan anak baru itu. Aku mengambil posisi meja yang berhadapan dengan dia. dan salah satu temennya menyadari kehadiran ku dan menyapa. "Halo kak, tumben ke perpus ?". Sial "Ia nih dek ada tugas jadi deh terpaksa harus ke perpus".  aku masih berpura-pura membaca buku yang aku ambil tadi dengan sesekali matku melirik pada anak baru itu.
Nampaknya ia sedang serius membaca buku yang dipegangnya sampe-sampe ga menyadari kehadiran orang keren didepannya, dan ini membuat gue  bener-bener penasaran sama anak baru itu. oke deh gue ambil inisiatif pindah tempat duduk ke meja mereka, dan itu mulai mengganggu perhatian anak baru itu, dia melemparkan senyumannya dan itulah senyuman termanis yang pernah aku lihat di seluruh sekolah ini. dengan gaya yang pura-pura cuek aku bertanya " kaya yang baru liat nih, kamu anak baru ya ? " , dengan senyumnya ia menjawab " ia kak aku murid baru disini ", gila manis juga senyumnya anak ini " oh ia namaku gilang arta sigit tapi anak-anak biasa manggil aku gas" sambil menyodorkan tangan , dia menjawab sambil memberikan tangannya dan memperkenalkan namanya " Aku Awan rinanda". Perkenalan yang simple sih tapi ga tau ya udah hampir 5 tahun ini aku masih susah ngelupainnya.

" Semangat Yang Cerah "

Tidak semua pertemuan pertama berkesan untuk kedua belah pihak.
Bel tanda masuk kelas pun berbunyi, aku pamit kepada mereka untuk meninggalkan perpus duluan, dengan alasan bakalan ada ujian harian fisika hari ini, senyumnya awan pun kembali ia suguhkan kepadaku. Aku kembali kekelas dan mendapati ketiga temanku seperti kehilangan induknya, mereka duduk diatas meja dan memandangku seperti ada sesuatu ang aneh terjadi padaku. "Dari mane aja lo gas ?" tanya ketiganya, " eeehh dari warung pak toto " jawabku singkat, mereka sepertinya keheranan dan seperti ga puas dengan jawabanku barusan. aku duduk dibangkuku dan memasukan wajahku kedalam tas.
Oke guru pelajaran fisika pun atang, Pak Roni adalah guru fisika yang cukup disegani oleh para siswa disekolah ini, selain dia kerap sekali memberikan hukuman bagi siswa yang bercanda dikelasnya di juga pelit sama nilai. wasis segera menariku dan memberitahu bahwa pak roni udah masuk kelas, didalam kelas, seperti biasa boring dengan semua penjelasannya yang ga pernah masuk ke otak gue. entah berapa menit tiba-tiba seperti ada seorang anak yang berdiri didepan pintu kelas. Reza seperti memberi kode bahwa anak yang berdiri didepan kelas itu adalah Awan, dan ternyata Awan adalah keponakan dari pak roni si guru killer itu. Dan mulai saat itu kita berempat menjadi siswa yang rajin dalam pelajaran fisika.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar